Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Jika Anda berusia di atas 40 tahun, itu artinya jantung Anda telah berdetak lebih dari 1,5 miliar kali. Pada saat jantung seseorang berhenti berdetak, kita menyadari bahwa sudah sangat terlambat baginya untuk mengubah gaya hidup. Untuk menjaga jantung, banyak pakar kesehatan yang menyarankan untuk berusaha mengontrol berat badan, berolahraga, dan memerhatikan tidak hanya apa yang di makan, termasuk yang mengganggu pikiran seperti stress, tekanan dan sebagainya.
Sama seperti jantung, organ penting lainnya yang perlu dijaga adalah “hati”, yakni hati rohani. Hati kita juga berdenyut jutaan kali karena pemikiran, kasih sayang, dan berbagai pilihan. Dalam hati, kita memutuskan bagaimana kita akan berbicara, bersikap, dan menanggapi keadaan lingkungan (Amsal 4:23). Apakah kita akan memercayai Tuhan dan memilih untuk menjadi ramah, sabar, dan penuh kasih? Atau apakah kita akan menyerah pada kesombongan, ketamakan, dan kepahitan?
Ayat Kitab Suci hari ini menekankan hal pentingnya memelihara hati kita. Apakah kita tetap sehat secara rohani? Bagaimana kita merawat hati yang selama ini menjadi sumber pancaran kehidupan. Sudahkah kita memeriksa hati kita akhir-akhir ini?
Perhatikan beratnya.
Apakah kita perlu mengurangi beban dan pemikiran yang tidak perlu?
Bagaimana dengan denyut?
Apakah kita mempertahankan ketetapan irama ucapan syukur dan pujian?
Ukur ‘tekanan darah’.
Apakah kepercayaan kita lebih besar daripada kecemasan kita?
Diet.
Apakah kita menikmati gizi firman Allah yang memberikan kehidupan?
Agar selalu sehat secara rohani, mintalah nasihat dari Tabib Yang Agung.